Bandung Barat, bertanya.id – 459 siswa SMA dari seluruh Jawa Barat memadati SMAN 1 Lembang, Sabtu (6/12/2025), untuk tampil dalam GALAKSI (Gelar Aksi Karakter Siswa Indonesia) Tingkat SMA Provinsi Jawa Barat 2025. Sejak pagi, halaman sekolah berubah menjadi arena penuh warna, di mana karya, bakat, dan ide-ide muda beradu tajam.
Peserta datang dari berbagai kabupaten/kota, membawa ambisi, eksperimen, dan sedikit gugup yang tersamar di balik senyum. Mereka tidak sekadar tampil, tetapi membawa “cerita diri” yang lahir dari proses panjang—dari jam pelajaran yang membosankan, tugas tak berujung, hingga percobaan karya yang gagal berkali-kali tapi tak membuat mereka mundur.
Ajang ini memayungi enam bidang lomba yang merentang dari spiritual, sastra, seni, hingga wirausaha. Ada Musabaqah Tilawatil Quran yang menghadirkan lantunan ayat, Karya Tulis Ilmiah Berbasis Kewirausahaan yang menguji logika dan empati pasar, Tempas Sindir yang bermain dengan humor dan kritik sosial, Nulis Carita Pondok sebagai ruang eksplorasi narasi Sunda, serta Festival Seni Bunyi dan Rampak Sekar yang mengguncang ruang dengan harmoni dan ritme tradisi.
Setiap lomba mengundang keberanian: berbicara di panggung luas, menantang norma, atau sekadar jujur kepada diri sendiri. Di balik persaingan itu, GALAKSI menyelipkan pelajaran yang jarang tertulis di modul: cara berdamai dengan kegagalan, cara percaya pada ide, dan cara bekerja bersama tanpa saling menjatuhkan.
Di mata penyelenggara, inilah model pendidikan yang ingin dihidupkan: pendidikan yang menumbuhkan karakter, bukan sekadar menagih nilai; pendidikan yang mengundang kreativitas, bukan hanya menepatkan siswa dalam kotak kurikulum.
Dari Lembang yang sejuk ini, puluhan karya lahir—beberapa matang, beberapa masih canggung—tetapi semuanya menandai satu hal: anak muda Jawa Barat sedang tumbuh, bersuara, dan tidak takut bereksperimen.
Panggungnya memang kecil, tetapi ide-ide yang berjalan di atasnya terasa jauh lebih besar daripada sekadar lomba satu hari.(Hyt)