Bandung, bertanya.id – Di balik pagar besi yang kini tertutup rapat, ratusan pasang mata—mata liar, mata jinak, mata yang dulu ceria—kini menatap hari-hari yang semakin gelap. 711 satwa di Bandung Zoo sedang berjuang bertahan hidup, bukan karena penyakit atau bencana, tetapi karena pakan yang kian menipis dan keuangan yang nyaris nol.
Krisis ini menghantam keras sejak penutupan operasional pada 6 Agustus 2025, dan sejak itu kondisi terus meluncur menuju titik terendah.
Kesedihan itu kian terasa pada Jumat, 12 Desember 2025, ketika para pegawai Bandung Zoo—orang-orang yang setiap hari merawat satwa layaknya keluarga sendiri—terpaksa mengamen di Jalan Tamansari. Mereka berdiri di pinggir jalan dengan suara yang bergetar, bukan untuk mencari upah pribadi, tetapi demi seonggok daging, seikat rumput, atau sebutir pisang bagi satwa yang menunggu di balik kandang.
Humas Bandung Zoo, Sulhan Syafi’i, menyampaikan kondisi yang nyaris runtuh. Tabungan yang selama ini menjadi tumpuan sudah menipis hingga ke titik kritis.
"Mulai Jumat, 12 Desember, karyawan harus lebih kreatif mempertahankan hajat hidup seluruh satwa,” ucap Sulhan, suaranya lirih namun berusaha tetap tegar.
Upaya Darurat yang Menguras Hati
Manajemen Bandung Zoo kini bekerja di ambang keputusasaan, melakukan langkah-langkah darurat yang tak pernah dibayangkan sebelumnya.
Ikan dari kolam internal terpaksa dipanen untuk memberi makan burung-burung pemakan ikan dan berang-berang yang selalu menunggu di tepi kolam.
Daging sapi untuk karnivora dikurangi, diganti dengan domba atau kambing yang jumlahnya semakin menipis.
"Kami sudah memotong 7 domba dalam sebulan terakhir. Setiap karnivora hanya mendapat 5 kg ayam dan 1 kg domba,” kata Sulhan.
Rumput lapang disisir, setiap bilahnya diambil untuk memberi makan herbivora yang mulai gelisah saat jam makan tiba.
Dua kebun pisang internal menjadi penyelamat, meski tak semua jenis tersedia, membuat beberapa satwa harus menunggu pisang tambahan yang dibeli dari luar.
Setiap keputusan yang diambil bukan hanya soal anggaran, tetapi soal hidup dan mati bagi ratusan makhluk yang tak bisa meminta tolong dengan kata-kata.
Seruan Kemanusiaan untuk Satwa
Meski berjalan di tengah keterbatasan, para karyawan Bandung Zoo tetap memeluk komitmen mereka pada kesejahteraan satwa. Mereka datang setiap pagi, memberi makan dengan apa yang ada, membersihkan kandang, dan memastikan setiap hewan tetap merasa diperhatikan—meski mereka sendiri sedang menahan kecemasan.
Kini mereka membuka tangan kepada publik, berseru agar siapa pun yang peduli pada kehidupan satwa dapat membantu.
Donasi dalam bentuk pakan atau dana bisa disalurkan melalui:
📞 Marketing Bandung Zoo: +62 813-1396-7733
Di Tamansari, suara para pegawai yang mengamen mungkin tak terlalu keras. Namun di dalam kebun binatang, suara ratusan satwa yang menunggu harapan itu jauh lebih nyaring—meski tak terdengar di telinga kita.(red)**