Bandung, bertanya.id - Anggota DPRD Muhammad Salevi kembali turun langsung ke wilayah konstituennya untuk melaksanakan kegiatan reses sebagai upaya menyerap aspirasi masyarakat secara terbuka. Suasana pertemuan berlangsung hangat dan penuh dialog, diikuti tokoh masyarakat, jajaran RT/RW, pemuda, hingga kelompok ibu-ibu yang antusias menyampaikan berbagai kebutuhan dan persoalan sehari-hari terkait pembangunan serta layanan publik.
Dalam sesi diskusi, warga menyoroti kerusakan jalan lingkungan yang kian mengkhawatirkan. Kondisi berlubang dan licin—terutama saat malam hari atau hujan deras—dinilai membahayakan pengguna jalan. Minimnya lampu PJU di sejumlah titik juga memicu rasa tidak aman karena rawan kejahatan dan mengganggu aktivitas malam warga.
Tak hanya infrastruktur, masyarakat turut mengajukan permohonan bantuan perbaikan rumah bagi keluarga berpenghasilan rendah yang masih tinggal di hunian tidak layak. Mereka berharap adanya program yang dapat membantu memperbaiki rumah-rumah yang kondisinya sudah rusak berat dan tak lagi memenuhi standar kenyamanan.
Menanggapi berbagai masukan itu, Muhammad Salevi menegaskan bahwa seluruh aspirasi warga akan dicatat secara komprehensif dan dimasukkan dalam prioritas penyusunan pokok pikiran DPRD. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan legislatif agar penyelesaian persoalan dapat dilakukan bertahap namun tepat sasaran.
Di tengah dialog, warga juga menyinggung perkembangan Program Indonesia Pintar (PIP) yang telah mulai dirasakan manfaatnya. Ribuan pelajar tingkat SD hingga SMA kini menerima bantuan langsung melalui rekening masing-masing. Program yang menyasar keluarga rentan, yatim/piatu, serta pelajar berisiko putus sekolah itu dinilai membantu meringankan biaya pendidikan sekaligus meningkatkan semangat belajar generasi muda.
Usai berdialog, Muhammad Salevi meninjau langsung sejumlah titik yang disebut membutuhkan penanganan cepat. Kehadiran wakil rakyat di lapangan membuat warga merasa lebih didengar dan optimis bahwa keluhan mereka tidak berhenti di kertas, melainkan akan ditindaklanjuti dengan langkah nyata.(Hyt)