Bandung, bertanya.id - Pembinaan Pola Asuh Remaja di Sekejati, Kang Haji Edwin Soroti Lemahnya Pemahaman Keluarga terhadap Pendidikan Anak
Pimpinan DPRD Kota Bandung, Dr. H. Edwin Senjaya, S.E., M.M., membuka kegiatan Pembinaan Pola Asuh Remaja yang digelar Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung di Aula Kantor Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buahbatu, Senin (24/11/2025). Kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari aspirasi warga yang disampaikan pada masa reses sebelumnya.
Dalam sambutannya, Kang Haji Edwin menegaskan bahwa pola asuh bukan sekadar urusan teknis mendidik anak, tetapi menyangkut fondasi ketahanan keluarga, bahkan berpengaruh hingga pada ketahanan nasional.
“Dalam salah satu teori disebutkan, ketahanan keluarga itu berkaitan erat dengan ketahanan nasional. Kesejahteraan bangsa dihitung dari tiap-tiap keluarga,” ujarnya.
Ia menyebut, jika setiap keluarga di seluruh RW dapat tumbuh sejahtera dan memahami pentingnya pola pengasuhan yang benar, maka kualitas bangsa pun meningkat. Namun kenyataannya, kesadaran tersebut masih rendah.
Berdasarkan salah satu riset yang dikutipnya, hanya 26 persen calon ayah dan 36 persen calon ibu yang aktif mencari informasi mengenai pola asuh anak sebelum menikah. Minimnya pengetahuan inilah yang sering berujung pada disharmoni rumah tangga hingga perceraian.
“Kurangnya pemahaman mempersiapkan rumah tangga, termasuk cara mengasuh anak, bukan hanya memunculkan keluarga yang tidak harmonis, tetapi juga generasi yang lemah akhlak dan moral,” tegasnya.
Edwin juga menyoroti aspek komunikasi sebagai kunci pola asuh. Menurutnya, pola komunikasi orang tua yang tidak tepat menjadi salah satu faktor signifikan pemicu konflik rumah tangga, di samping masalah ekonomi, kehadiran pihak ketiga, hingga kekerasan dalam rumah tangga.
Ia kemudian mengutip hadis riwayat Tirmidzi yang menyebutkan bahwa sosok kepala keluarga harus menjadi teladan yang baik untuk mewujudkan keluarga sakinah, mawadah, warahmah. Dalam konteks pengasuhan, Edwin menekankan lima pilar penting untuk membentuk anak yang saleh dan salehah:
1. Penanaman akidah yang lurus,
2. Ibadah yang benar sesuai tuntunan Al-Qur’an dan hadis,
3. Akhlak dan budi pekerti mulia,
4. Kecerdasan dan wawasan luas,
5. Gaya hidup sehat melalui olahraga sejak dini.
Melalui kegiatan pembinaan ini, ia berharap semakin banyak keluarga yang memahami pentingnya pola asuh yang baik sehingga mampu melahirkan generasi berkualitas—generasi yang kelak menjadi kekuatan pembangunan bangsa.
“Mari kita bangkitkan kesadaran dan kepedulian terhadap pola asuh anak, demi membentuk generasi yang cerdas, tangguh, dan berkualitas di masa depan,” tutupnya. (*)