Salah satu isu utama yang diangkat adalah pelestarian Anggrek Hantu (Dendrophylax lindenii), tanaman langka yang sempat punah namun kini berhasil ditemukan kembali. Tanaman ini menjadi simbol harapan bahwa upaya pelestarian bisa mengembalikan kekayaan alam Indonesia.
Gandaria dan burung Cica Daun Besar, sebagai maskot flora dan fauna Jawa Barat, juga menjadi sorotan. “Keanekaragaman hayati adalah warisan tak ternilai. Melestarikannya berarti melindungi masa depan kita,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, mulai dari pelajar, pemerintah, hingga pelaku usaha, dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Selain itu, pemerintah memberikan penghargaan kepada para pegiat lingkungan yang telah memberikan kontribusi nyata dalam pelestarian flora dan fauna. Beragam kegiatan seperti lomba edukasi, seminar, dan pembagian bibit tanaman endemik juga diselenggarakan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.
“Kami berharap acara ini mampu membangun kesadaran kolektif bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan. Mari bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih hijau dan lestari,” pungkasnya.
Dengan semangat kolaborasi dan apresiasi terhadap upaya pelestarian, Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional menjadi langkah konkret menuju lingkungan yang harmonis dan berkelanjutan. Ywinda /hid
