zmedia

Ketika Ekskavator Menjadi Ambulans: Jalan Terputus, Nurani Menyambung

Kab Bandung, bertanya.id - Sebuah video berdurasi singkat mengguncang ruang maya. Bukan karena sensasi, melainkan karena kenyataan pahit yang direkam apa adanya: seorang lansia sakit diangkut menggunakan bucket ekskavator demi bisa berobat. Video yang diunggah akun @bppberkahpalaputra itu viral, menyedot empati sekaligus keprihatinan publik.

Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Cibangkonol, RT 03/04 Desa Jati, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu siang, 13 Desember 2025. Sosok dalam video itu adalah Anung Asmarawijaya (80), warga setempat yang akrab disapa Pak Dalang. Siang itu, ia harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat karena sakit lambung yang dideritanya.

Tak ada ambulans. Tak ada kendaraan roda empat. Yang ada hanyalah medan berbatu, jalan terputus, dan sebuah alat berat yang sedang bekerja membuka akses jembatan. Dalam kondisi darurat, pilihan pun menjadi sederhana: antara menunggu atau bergerak.

Di dalam bucket ekskavator, Pak Dalang terlihat dipeluk erat oleh anak perempuannya. Mesin besi itu perlahan melaju, menaklukkan medan yang tak mungkin dilewati kendaraan biasa. Adegan itu sunyi, namun berbicara lantang tentang keterbatasan dan kepedulian.
Kepala Seksi Pemerintahan Desa Jati, Iyep Saripudin, membenarkan kejadian tersebut. Ia menegaskan, penggunaan ekskavator bukan karena jalan rusak, melainkan karena akses tengah dalam proses pembangunan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

“Betul itu warga kami. Kejadiannya Sabtu siang. Beliau sakit lambung dan mau dibawa ke klinik. Karena jalan sedang dibuka dan jembatan dikerjakan, kendaraan tidak bisa lewat,” ujar Iyep saat dikonfirmasi.

Menurutnya, keputusan mengangkut Pak Dalang menggunakan alat berat merupakan inisiatif spontan warga bersama pekerja proyek demi mempercepat pertolongan. Tidak ada maksud lain selain menyelamatkan nyawa.

Peristiwa ini menjadi potret telanjang tentang bagaimana warga di daerah terpencil kerap harus bertaruh dengan keadaan. Ketika infrastruktur belum sepenuhnya hadir, nurani warga justru tampil paling depan—menjadi jembatan sementara bagi mereka yang membutuhkan.

Ekskavator itu bukan sekadar alat berat. Hari itu, ia menjelma menjadi simbol: bahwa di tengah keterbatasan, kemanusiaan tetap menemukan jalannya.(*)



Sumber : Ayobandung.com
Red.