Jakarta, bertanya.id – Suasana di depan Gedung Merah Putih KPK, Selasa, 9 Desember 2025, berubah menjadi lautan seragam buruh yang datang dari berbagai aliansi. Di bawah terik siang yang menyengat, mereka berkumpul bukan sekadar untuk berorasi—melainkan untuk mengingatkan kembali lembaga antirasuah pada tugas yang dianggap mulai kehilangan taringnya.
Aksi ini bertepatan dengan peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2025, namun bagi para buruh, momentum itu justru menjadi panggung untuk meluapkan kekecewaan. Mereka menilai sejumlah perkara yang menyangkut kepentingan publik berjalan tersendat, salah satunya dugaan korupsi dalam proyek Kereta Cepat Whoosh.
Sejak pukul 13.00 WIB, massa mulai memadati halaman depan gedung KPK. Bendera-bendera serikat pekerja berkibar, spanduk-spanduk menuntut transparansi membentang, sementara suara toa bergema menuntut jawaban. Di sela hiruk pikuk itu, teriakan “usut tuntas!” menggema seperti gema yang menggugah ingatan publik pada janji reformasi yang belum tuntas.
Bagi para buruh, aksi ini bukan sekadar protes—melainkan pengingat bahwa integritas lembaga negara adalah pondasi dari keadilan sosial yang mereka perjuangkan. Mereka datang membawa suara, tetapi juga membawa harapan: bahwa di balik kaca Gedung Merah Putih, masih ada komitmen untuk memberantas korupsi tanpa pandang bulu.(*)