Bandung, bertanya.id - Tim gabungan dari Penyuluh Kehutanan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat dan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kota Bandung melakukan kontrol langsung terhadap kondisi satwa dan ketersediaan pakan di Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo, Kamis, 18 Desember 2025.
Hal itu untuk memastikan satwa tetap terawat di tengah keterbatasan operasional kebun binatang yang berdampak pada pasokan pakan.
Dalam peninjauan lapangan tersebut, tim menyusuri sejumlah kandang dan berinteraksi langsung dengan para keeper atau perawat.
Salah satunya perawat unta yang memastikan proses pemberian pakan berjalan lancar tanpa kendala berarti.
Hal serupa disampaikan perawat gajah yang mengakui hingga saat ini aktivitas makan satwa besar tersebut masih berlangsung normal.
“Untuk unta dan gajah, makannya lancar. Sejauh ini masih bisa terpenuhi,” ujar salah seorang keeper di sela peninjauan.
Tim kemudian berdialog dengan dokter hewan Bandung Zoo, Anggi, yang memastikan kondisi kesehatan satwa secara umum masih aman.
Anggi memastikan, tidak ada laporan gangguan kesehatan serius pada hewan yang ditanganinya.
“Kalau untuk kondisi kesehatan, sejauh ini satwa-satwa aman dan relatif sehat. Kami terus berupaya semaksimal mungkin dengan sumber daya yang ada,” ujar Anggi.
Terkait detail manajemen pakan dan kebijakan bantuan, ia menyarankan agar pertanyaan diarahkan langsung ke pihak manajemen kebun binatang karena informasi tersebut tidak berada di ranah medis.
Penyuluh Kehutanan BKSDA Jawa Barat, Taufik Hamzah menjelaskan, pihaknya bersama tim rutin memantau persediaan pakan di Bandung Zoo.
Ia mengakui, stok pakan saat ini berada pada kondisi menipis, sehingga memerlukan dukungan tambahan.
“Kalau kami, fokusnya memantau persediaan pakan dan kondisi satwa. Untuk dukungan pakan dari Kementerian Kehutanan, prosesnya sudah berjalan sejak pekan lalu. Namun kepastian teknis penyalurannya harus dikonfirmasi langsung ke balai,” ujar Taufik.
Ia menuturkan, secara prinsip penyediaan pakan merupakan tanggung jawab pengelola kebun binatang, yakni yayasan.
Namun dalam kondisi luar biasa, ketika stok pakan menunjukkan tanda-tanda kritis, pemerintah pusat melalui Kementerian Kehutanan tidak akan membiarkan satwa terlantar.
“Negara hadir untuk memastikan satwa tidak sampai kekurangan pakan. Dukungan ini sifatnya sementara, selama masa kekosongan,” jelasnya.
Menurut Taufik, keterbatasan pakan berdampak pada aktivitas sebagian satwa. Beberapa hewan terpantau kurang aktif, yang diduga akibat asupan nutrisi yang pas-pasan.
“Secara visual sehat, tapi ada satwa yang aktivitasnya menurun, seperti tapir. Kemungkinan karena nutrisi yang kurang optimal,” tambahnya.
Dalam pemantauan tersebut, tidak ditemukan laporan kematian satwa dalam waktu dekat.
Kematian terakhir tercatat terjadi pada Oktober–November lalu, di antaranya banteng, rusa, dan burung merak. Sejak itu, tidak ada laporan kematian baru.
Selain itu, terdapat beberapa satwa dengan kondisi cacat atau stres yang ditempatkan di area khusus dan tidak dipamerkan ke publik, demi menjaga kesejahteraan hewan dan menghindari potensi gangguan.
Tim menegaskan bahwa koordinasi antara pengelola, BKSDA, dan Kementerian Kehutanan terus dilakukan untuk mempercepat dukungan pakan.
Proses administrasi memang memerlukan waktu, namun langkah-langkah pengamanan telah berjalan agar kebutuhan dasar satwa tetap terpenuhi.
“Kami berupaya agar tidak terjadi kekosongan pakan. Saat ini proses sudah berjalan, tinggal menunggu mekanisme penyaluran,” kata Taufik.
Melalui pemantauan ini, pemerintah berharap masyarakat mendapatkan gambaran utuh bahwa kondisi satwa di Bandung Zoo masih terjaga, meskipun dihadapkan pada tantangan keterbatasan pakan.
Koordinasi lintas pihak pun terus diperkuat demi memastikan kesejahteraan satwa tetap menjadi prioritas. (ziz)**
Sumber : Diskominfo Kota Bandung