zmedia

K.H. Miftah Fauzi Rakhmat Terima Imam Khomeini World Award Edisi Perdana


Bertanya.id — Republik Islam Iran secara resmi menganugerahkan Penghargaan Dunia Imam Khomeini (Imam Khomeini World Award) edisi pertama kepada K.H. Miftah Fauzi Rakhmat, I.C., MA., sebagai bentuk pengakuan internasional atas kontribusi intelektual dan karya pemikirannya dalam pengembangan wacana keislaman, kemanusiaan, dan keadilan sosial.

Penganugerahan tersebut dilaksanakan pada Rabu, 17 Desember 2025, bertempat di Tehran’s International Summit Hall, Teheran, Iran, berlangsung pada pukul 17.00–20.00 waktu Tehran (UTC+3:30). Acara diselenggarakan dalam format seremoni kenegaraan dan dihadiri oleh pejabat tinggi negara, akademisi, serta perwakilan lembaga internasional.

Penghargaan diserahkan langsung oleh Presiden Republik Islam Iran, Mr. Masoud Pezeshkian, kepada penerima sebagai simbol legitimasi negara terhadap nilai ilmiah dan kontribusi pemikiran yang dinilai selaras dengan prinsip-prinsip pemikiran Imam Khomeini.
Dalam konteks akademik, Imam Khomeini World Award merupakan penghargaan internasional yang ditujukan untuk mengapresiasi karya ilmiah, pemikiran strategis, serta kontribusi konseptual yang merefleksikan nilai-nilai dasar pemikiran Imam Khomeini, khususnya dalam aspek etika sosial, keadilan, perlawanan terhadap ketimpangan struktural, serta peran agama dalam ruang publik global.

Pemberian penghargaan kepada K.H. Miftah Fauzi Rakhmat didasarkan pada penilaian terhadap karya dan pemikirannya yang berkontribusi pada penguatan dialog keislaman lintas budaya, pendekatan keagamaan yang rasional dan kontekstual, serta pengembangan narasi Islam yang berorientasi pada kemanusiaan universal. Karya tersebut dinilai memiliki relevansi teoritis dan praksis dalam menjawab tantangan masyarakat global kontemporer.

Pelaksanaan acara dan penyerahan penghargaan ini diliput oleh sejumlah media internasional, termasuk Mehr News Agency, yang menempatkan edisi perdana Imam Khomeini World Award sebagai bagian dari upaya institusional Iran dalam memperluas diplomasi intelektual dan budaya di tingkat global.

Penganugerahan ini sekaligus menegaskan posisi intelektual Muslim Indonesia dalam diskursus keislaman internasional, serta menunjukkan bahwa kontribusi pemikiran dari kawasan Asia Tenggara memiliki tempat strategis dalam percakapan akademik dan keagamaan global.(Hyt)